21 Maret 2013

ISLAM DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN


A.    ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

Islam adalah agama yang membawa perubahan yang besar, yang mendunia,yang dikenal diseluruh dunia, seluruh pojok, bahkan seluruh sudut. Islam turun adalah memberikn atau mengajarkan sesuatu hal yang baru. Dalam pembahasan ini yang kita singgung adalah pada bagianilmu pengetahuan. Ilmu pegetahuan yang dalam islam disebut ‘ilm sedangkan orang barat menyebutnya knowledge. Dalam system epistemology anapun tidak akan tertinggal suatu pertanyaan yang pokok untuk menentukan suatu pengetahuan. Pertanayaan itu ada dua, dimana kedua pertanaan ini saling melengkapi, pertanyaan yang pertama adalah apa yang dapat kita ketahui, dan yang kedua adalah bagaimana mengetahuinya.
Untuk menjawab kedua pertanyaan itu perlu diuraikan bahwa pertanyaan pertama adalah pertanyaan yang isi dari jawabannya mengenai teoro dan isi dari pada ilmu. Sedangkn yang kedua adalah metodologi[1].

ILMU PENGETAHUAN DAN AGAMA


 A. Pengertian  Ilmu Pengetahuan
 Ilmu berasal dari kata ‘alima (bahasa arab) yang berarti tahu, jadi ilmu maupun science secara etimologis berarti pengetahuan. Science berasal dari kata scio, scire (bahasa latin yang artinnya tahu). Secara terminologis ilmu dan science punya pengertian yang sama yaitu pengetahuan[1].
Ilmu pengetahuan adalah rangkaian konsep dan kerangka konseptual yang saling berkaitan dan telah berkembang sebagai hasil percobaan dan pengamatan dan bermanfaat untuk percobaan dan pengamatan lebih lanjut. Ilmu pengetahuan adalah kegiatan spekulatif. Kesahihan gagasan baru dan makna penemuan eksperimental baru akan diukur dari hasilnya, yaitu hasil dalam kaitan dengan gagasan lain dan eksperimen yang lain. Dan demikian, ilmu pengetahuan yidak dipahami sebagai pencarian kepastian, melainkan sebagai penyelidikan yang berhasil hanya sampai pada tingkat penyelidik[2]..

20 Maret 2013

HERMENEUTIKA DAN TEORI KRITIS


A.    Pengertian Hermeneutika
 Istilah hermeneutika berasal dari kata Yunani; hermencuein,yang artinya diterjemahkan "menafsirkan", kata bendanya: hermeneia artinya "tafsiran". Dalam tradisi Yunani kuno kata hermeneuein dipakai dalam tiga makna, yaitu mengatakan (to say), menjelaskan (to explain), dan menerjemahkan (to translate). Dari tiga makna ini, kemudian dalam kata Inggris diekspresikan dengan kata: to interpret, Dengan demikian perbuatan interpretasi menunjuk pada tiga hal pokok: pengucapan lisan (an oral recitation), penjelasan yang masuk akal (areasonable explanation), dan terjemahan dari bahasa lain (a translation from another language), atau mengekspresikan.[1]

Fenomenologi


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian fenomenologi
Fenomenologi (Inggris: Phenomenology) berasal dari bahasa Yunani phainomenon dan logos. Phainomenon berarti tampak dan phainen berarti memperlihatkan. Sedangkan logos berarti kata, ucapan, rasio, pertimbangan. Dengan demikian, fenomenologi secara umum dapat diartikan sebagai kajian terhadap fenomena atau apa-apa yang nampak. Lorens Bagus memberikan dua pengertian terhadap fenomenologi. Dalam arti luas, fenomenologi berarti ilmu tentang gejala-gejala atau apa saja yang tampak. Dalam arti sempit, ilmu tentang gejala-gejala yang menampakkan diri pada kesadaran kita.
Sebagai sebuah arah baru dalam filsafat, fenomenologi dimulai oleh Edmund Husserl (1859 – 1938), untuk mematok suatu dasar yang tak dapat dibantah, ia memakai apa yang disebutnya metode fenomenologis. Ia kemudian dikenal sebagai tokoh besar dalam mengembangkan fenomenologi. Namun istilah fenomenologi itu sendiri sudah ada sebelum Husserl. Istilah fenomenologi secara filosofis pertama kali dipakai oleh J.H. Lambert (1764). Dia memasukkan dalam kebenaran (alethiologia), ajaran mengenai gejala (fenomenologia). Maksudnya adalah menemukan sebab-sebab subjektif dan objektif ciri-ciri bayangan objek pengalaman inderawi (fenomen).

REVOLUSI SAIN DAN METODOLOGI PROGRAM RISET


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Thomas S. Kuhn: Revolusi Sains
1.      Biografi Thomas S. Kuhn
Thomas Samuel Kuhn (18 Juli 1922 – 17 Juni 1996) lahir di Cincinnati, Ohio, ia adalah seorang  Fisikawan Amerika dan filsuf yang menulis secara ekstensif tentang sejarah ilmu pengetahuan dan mengembangkan gagasan penting dalam sosiologi dan filsafat ilmu. Thomas Kuhn memperoleh gelar BS di Universitas Harvard tahun 1943.. Kemudian ia menyelesaikan MS dan Ph.D. Jurusan Fisika pada tahun 1946 dan 1949. 
Sejak tahun 1948 sampai 1956 atas saran presiden Universitas James Conant, Dia kemudian mengajar kursus sejarah ilmu di Harvard, setelah meninggalkan Harvard, Kuhn mengajar di University of California, Berkeley, di Departemen Filsafat dan Departemen Sejarah, sebagai Profesor Sejarah Ilmu Pengetahuan. Di Berkeley, ia menulis dan menerbitkan karyanya yang terkenal, yaitu The Structure of Scientific Revolutions . Pada tahun 1964, ia bergabung Princeton University sebagai Profesor Taylor M. Pyne Filsafat dan Sejarah Ilmu Pengetahuan.[1]

DATA POSITIF EMPIRIS DAN LOGIKA INDUKSI


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Auguste Comte
Auguste Comte dilahirkan di Montpellier, Prancis tahun 1798, keluarganya beragama Khatolik dan berdarah bangsawan. Dia mendapatkan pendidikan di Ecole Polytechnique di Prancis, namun tidak sempat menyelesaikan sekolahnya karena banyak ketidakpuasan didalam dirinya, dan sekaligus ia adalah mahasiswa yang keras kepala dan suka memberontak. Comte akhirnya memulai karir profesionalnya dengan memberi les privat bidang matematika. Namun selain matematika ia juga tertarik memperhatikan masalah-masalah yang berkaitan dengan masyarakat terutama minat ini tumbuh dengan suburnya setelah ia berteman dengan Saint Simon yang mempekerjakan Comte sebagai sekretarisnya.[1]

Kerangka Dasar Teori Keilmuan Metode Induksi dan Eksperimen


Metode Induksi dan Eksperimen

Sir Francis Bacon, Viscount St Alban pertama lahir 22 Januari 1561, dan wafat 9 April 1626 adalah seorang filusuf, negarawan dan penulis Inggris. Ia juga dikenal sebagai pendukung Revolusi Sains. Menurut John Aubrey, dedikasinya menggabungkannya ke dalam sebuah kelompok ilmuwan yang bersejarah yang meninggal dunia akibat eksperimen mereka sendiri.
Karya-karyanya membangun dan memopulerkan matodologi induksi untuk penelitian ilmiah, seringkali disebut metode Baconian atau secara sederhana disebut  metode ilmiah[1].